Di era digital seperti sekarang, penggunaan internet sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Mulai dari belajar, bekerja, belanja, sampai transaksi keuangan, hampir semuanya kini dilakukan secara online. Namun, seiring semakin banyak aktivitas digital, kasus kejahatan siber seperti scam juga makin marak. Lantas, apa itu scam? Arti scam adalah tindakan penipuan yang dilakukan secara online dengan tujuan mengambil uang, data pribadi, atau barang milik korban. Penggunaan VPN pun kini sering digunakan untuk meningkatkan keamanan berinternet dan meminimalisir risiko terkena scam. Simak penjelasan berikut untuk mengetahui lebih lanjut tentang scam dan bagaimana cara melindungi diri darinya.
Bagian 1: yang membahas berbagai jenis scam
Scam bisa terjadi dalam beberapa bentuk, misalnya phishing, Penipuan dukungan teknologi, dan penipuan kripto. Jutaan orang tertipu setiap tahunnya lewat berbagai metode tersebut.
Phishing dan Vishing
Berikut salah satu contoh praktik scamming. Email berisi tautan phishing bisa menjebak korban; begitu diklik, tautan tersebut mungkin mengunduh malware ke perangkat atau mengarahkan ke situs palsu yang tampak resmi. Biasanya, pelaku akan berpura-pura sebagai pihak bank, perusahaan, atau lembaga pemerintah untuk membuat email seolah-olah sah.
Selain via email, penipuan juga kerap dilakukan melalui telepon (vishing), misalnya lewat layanan VoIP. Dalam modus ini, penipu mengklaim berasal dari institusi terpercaya seperti bank atau instansi pemerintah. Kadang korban akan berbicara langsung dengan penipu, kadang hanya menerima pesan suara dari nomor tidak dikenal. Bahkan, ada juga sistem otomatis (bot) yang menanyakan data pribadi sebelum menghubungkan korban ke "operator". Korban yang lengah akhirnya memberikan informasi sensitif mereka kepada penjahat siber.
Penipuan dukungan teknologi
Penipuan dukungan teknologi termasuk dalam kategori “vishing”. Modus ini memanfaatkan kepercayaan korban pada pihak berwenang, bahkan perusahaan besar seperti Apple pernah jadi target tipu daya seperti ini. Umumnya, pelaku menelepon dengan mengaku sebagai staf bank, teknisi perusahaan, atau lembaga resmi tertentu. Mereka akan menakut-nakuti korban dengan mengatakan perangkatnya terkena virus dan membutuhkan akses jarak jauh.
Jika korban setuju, penipu bisa memasang aplikasi khusus, seperti keylogger, untuk merekam semua aktivitas di komputer, termasuk kata sandi dan data penting. Kadang, mereka juga mengaku ada aktivitas mencurigakan di rekening korban dan kemudian meminta detail data kartu debit. Kini, penipu bahkan dapat memalsukan nomor telepon sehingga tampak seperti telepon asli dari perusahaan. Padahal, perusahaan resmi tidak pernah meminta informasi sensitif melalui telepon. Jadi, selalu waspada dan jangan pernah membagikan data penting lewat panggilan yang tidak jelas.
Scam kripto
Penipuan terkait mata uang kripto sering terjadi melalui situs web atau aplikasi palsu dan skema pump-and-dump. Misalnya, ada aplikasi dompet kripto tiruan yang tampak meyakinkan tapi sebenarnya dibuat untuk mencuri data pribadi atau akses ke aset digital kamu. Selain itu, platform trading yang keamanannya lemah juga rawan diretas sehingga data pengguna bisa dicuri.
Sedangkan skema pump-and-dump terjadi ketika penipu sengaja menggoreng harga sebuah koin atau token baru. Mereka membuat hype besar-besaran agar banyak orang ikut membeli dan menaikkan harga aset tersebut. Setelah harganya tinggi, para penipu akan menjual semua aset milik mereka sekaligus, sehingga harga langsung anjlok dan para investor yang baru saja masuk malah merugi besar. Karena itu, selalu hati-hati dan jangan asal tergiur sebelum berinvestasi di dunia kripto.
Bagian 2: Bagaimana mengenali jika Anda sedang ditipu
Setelah memahami arti dari scam, berikut beberapa tanda-tanda penipuan yang perlu diwaspadai. Jika Anda menerima email, SMS, telepon, atau surat yang datang secara tiba-tiba dan tidak Anda harapkan, sebaiknya perhatikan panduan berikut ini.
Meminta data pribadi pengguna
Perusahaan maupun instansi pemerintah tidak diperbolehkan secara hukum meminta data pribadi dari konsumennya. Informasi seperti nomor telepon, alamat email, nomor rekening bank, hingga kata sandi termasuk data sensitif yang harus tetap dijaga kerahasiaannya.
Alamat pengirim yang terlihat mencurigakan atau tidak biasa
Jika kamu menerima email yang mengaku berasal dari PayPal namun menuliskan nama seperti "Paypal" atau ada kesalahan ejaan lainnya, hampir bisa dipastikan itu adalah penipuan. Memeriksa penulisan nama perusahaan memang sederhana, tapi sangat membantu agar kamu tidak tertipu. Penipu sering memanfaatkan kelengahan atau kekhawatiranmu untuk mendapatkan informasi yang mereka inginkan.
Pihak resmi atau pegawai perusahaan tidak akan menggunakan cara-cara aneh atau memaksa dalam berkomunikasi. Mereka tidak akan membuat pelanggan merasa panik, terburu-buru, atau tertekan. Biasanya, kamu juga tidak akan diminta membalas pesan secara tiba-tiba, apalagi tanpa ada pemberitahuan atau kontak resmi sebelumnya.
Sesuatu yang tampaknya terlalu bagus untuk jadi kenyataan
Seperti kata orang, kalau ada tawaran yang kelihatannya terlalu menggiurkan, biasanya memang ada udang dibalik batu. Waspadalah terhadap penipuan yang menawarkan hadiah gratis, diskon besar-besaran, atau produk baru tanpa biaya. Jangan mudah percaya pada promo yang tidak masuk akal karena bisa saja itu jebakan. Klik sembarangan pada iklan semacam itu bisa membuat Anda diarahkan ke situs palsu yang siap mencuri data pribadi Anda.
Bagian 3: Tips sederhana agar tidak mudah ditipu
Batasi informasi pribadi Anda di internet
Kalau bisa, usahakan untuk tidak membagikan terlalu banyak informasi pribadi di internet. Anda bisa menggunakan akun email sementara (burner) untuk mendaftar atau bertransaksi di situs-situs yang tidak terlalu penting. Coba pikirkan, berapa banyak layanan online gratis yang pernah Anda gunakan dan berapa banyak akun yang Anda buat hanya untuk iseng atau sekali pakai? Jangan lupa, informasi kontak seperti nama, nomor telepon, dan alamat email Anda sebenarnya mudah ditemukan di internet.
Karena sering terjadi kebocoran data dari perusahaan atau situs web yang diretas, Anda mungkin tidak se-anonim yang Anda kira. Maka, penting sekali untuk selalu membatasi informasi pribadi yang dibagikan secara online.
Gunakan aplikasi mobile banking
Jika data kartu Anda dicuri dan ada transaksi mencurigakan, aplikasi perbankan di ponsel biasanya akan langsung memberi notifikasi. Dengan aplikasi mobile banking, Anda bisa dengan mudah memantau semua pengeluaran dan aktivitas rekening. Soalnya, banyak penipu yang mencuri uang secara perlahan, sedikit demi sedikit, supaya tidak langsung ketahuan oleh korban.
Gunakan VPN (Virtual Private Network)
Dengan VPN, aktivitas online Anda menjadi lebih privat karena tidak mudah dipantau orang lain, dan data pribadi Anda pun lebih terlindungi dari pihak-pihak yang tidak diinginkan.Saat kamu browsing pakai UC Browser, data dan percakapanmu di internet akan diamankan dengan fitur enkripsi, jadi nggak gampang disadap atau dicuri orang lain. UC Browser juga punya perlindungan ekstra yang bisa membantu menghalau virus dan mencegah kamu masuk ke situs-situs berbahaya. Kamu bisa pakai UC Browser di berbagai perangkat, dan fitur keamanannya memang dibuat supaya kamu tetap nyaman serta aman dari ancaman seperti malware atau pelacak. Jadi, kamu bisa internetan lebih tenang tanpa perlu khawatir data bocor atau disalahgunakan.
Bagian 4: Bagaimana Cara Menggunakan Fitur VPN di UC Browser?
Langkah 1: Unduh dan instal UC Browser
Download UC Browser lewat app store resmi di perangkat kamu supaya aksesnya aman.
Langkah 2: Atur VPN di UC Browser
Buka UC Browser → Masuk ke Pengaturan/Settings → Aktifkan fitur VPN → Pilih lokasi/server yang diinginkan
Langkah 3: Lindungi privasimu dengan menggunakan VPN.
Dengan menggunakan VPN, privasimu saat berselancar di internet bisa lebih terjaga. Data dan aktivitas online kamu akan terenkripsi, sehingga tidak mudah diakses oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Ini adalah cara sederhana tapi efektif untuk menjaga keamanan informasi pribadi.
Kesimpulan
Di era digital ini, privasi dan keamanan saat online perlu mendapatkan perhatian khusus. Banyak aktivitas harian kita yang berpindah ke dunia maya, mulai dari belanja, bekerja, hingga berkomunikasi. Data pribadi yang kita bagikan bisa saja disalahgunakan jika jatuh ke tangan yang salah. Di sinilah pentingnya menggunakan VPN. Dengan VPN, lalu lintas data kamu diinternet akan dienkripsi, sehingga lebih sulit diintip atau dicuri oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. VPN juga membantu menyembunyikan lokasi dan identitas online kamu, memberikan rasa aman saat mengakses internet di mana saja, termasuk saat pakai Wi-Fi publik. Namun, penggunaan VPN hanyalah salah satu langkah dari sekian banyak cara menjaga keamanan digital. Tetaplah waspada terhadap penipuan online, hindari mengklik link mencurigakan, dan jangan sembarangan membagikan data pribadi ke pihak yang tidak jelas. Kombinasikan VPN dengan kebiasaan digital yang sehat agar privasi dan keamananmu terjaga. Ingat, keamanan di dunia maya adalah tanggung jawab kita sendiri, jadi selalu tingkatkan pengetahuan dan lakukan perlindungan ekstra untuk data dan aktivitas onlinemu.